Minggu, 17 Juni 2012

papaku gay

 

Papaku mabuk berat. Dia diantar teman kerjanya sampai ke rumah. Mama tengah keluar kota selama beberapa minggu. Kulihat papa sempoyongan berjalan masuk ke dalam kamarnya. Temannya kewalahan menahan tubuh papa yang besar dan tegap. Di dalam kamar papa di baringkan terlentang. Teman papa membuka baju dan celananya agar leluasa bernafas. Aku memperhatikannya lewat pintu yang sedikit terbuka. Entah kenapa aku bernafasu melihat tubuh papaku. Aku mengaguminya.

Ku lihat teman papa membuka kaus dalam papa. Tangannya meraba-raba dada papa hingga ke bagian perut. Dengan perlahan aku memperhatikan dan mendekat ke arah pintu. Aku melihat teman papa mengelus-elus kemaluannya. Dan aku bisa melihat kalau barang papa saat ini dalam keadaan tegang. Jantungku mau copot rasanya. Seluruh persendianku melunglai. Aku kembali memperhatikan teman papaku yang mengelu-elus kemaluan papa. Lalu tangannya meraba di bagian bawah perut. Mengeluarkan isinya dari celana dalam. Jantungku semakin tidak menentu. Aku melihat kontol papaku yang mencuat tegang dengan rambut-rambut yang hitam lebat. Teman papa mendekatkan wajahnya ke arah kontol papa. Lalu menjilatinya dengan perlahan. Papa hanya menggeliat. Sontak saja kontolku menegang hebat.

Papaku masih mabuk. Tapi tangan teman papa tetap saja menggeranyangi kontol papa. Dia menghisap kontol papaku dengan antusias. Tangan kananya memegangi puting susu papa. Mataku tak berkedip melihat adegan itu. Teman papa membuka baju dan celana panjangnya. Mengeluarkan kontolnya dari dalam celana dalam. Luar biasa besar dan panjang. Dia kembali menjilati kontol papa sambil mengocok kontolnya. Papa hanya mendesah merasakan kenikmatan. Tanganku tak sabar ingin mengocok kontolku yang sedari tadi tegang. Tapi sayang pintu terayun terbuka karena angin. Aku terbelalak ketika teman papa melihatku. Dia tidak marah malam menyuruhku masuk. “masuk saja” katanya. Aku ragu melangkah. Setelah di dalam aku menutup pintu rapat-rapat. Mataku terus saja memperhatikan kontol papa yang masih mencuat tegang. “Sini.” Kata orang itu padaku. Aku mendekat. Dia tersenyum padaku dan menyudorkan kontol papa kepadaku. Keringat dingin mengucur di keningku. Tak pernah kubayangkan kalau aku menghisap kontol papaku sendiri.

Tanganku gemetar memegang kontol papa yang panjang dan besar. Baru kali ini aku memeganya. Membelai rambut-rambut hitam yang tumbuh di sekitar pangkal kontol papa. Perutnya juga berbulu.

“Ayo hisap.” Kata teman papa padaku. Aku masih ragu. Dengan perlahan lidahku menjulur melumat kontol papa yang luar biasa. Ooh…..nikmat sekali. Mulutku hampir koyak. Aku memperhatikan kontol papa yang menegang panjang. Urat-urat yang menyembul kelihatan. Ujung kontolnya berwarna kemerahan dengan bibir yang sangat sensual. Aku menjulurkan lidahku ke bibir kontol papa.

Teman papa membuka celanaku dan mengeluarkan kontolku yang mencuat tegang. Dia melumatnya dan menghisapnya dengan hangat. Ooo….uuupppss.s.s….yeaaga,,,, Aku merasakan kenikmatan. Teman papa menghisap kontolku, aku menghisap kontol papa. Papa hanya mendesah tanpa sadar. Dia masih mabuk berat. Tangannya memegangi kepalaku dan terus memasukan kontolnya ke dalam mulutku. Aku berdiri dan mengarahkan kontolku ke mulut papa. Memasukannya dengan perlahan. Papa melumatnya dengan hangat. Papa menghisap kontolku dengan lembut.

Ah….oootpppsds….eemmm……

Teman papa mengarahkan kontolnya ke lobang dubur papa. Lalu memasukkannya dengan perlahan. Papa sedikit mengerang kesakitan.

“OUUPS…sakiiiit…ooh.,…terus…ya…aha…” Aku memperhatikan wajah papa yang tampan dan membuat aku mabuk kepayang. Papa terus saja menghisap kontolku. Aku ganti posisi enam sembilan. Papa menghisap kontolku dan aku menghisap kontol papa dari atas.

“oookkkkhhh…terus, Jack. Tusuk terus…aha…anikmat…mmmm” papa mendesah. Aku semakin bernafsu. Teman papa terus saja menusuk burit papa hingga papa memuncarkan mani kentalnya di dalam mulutku.

ccroooot…crooott…croocooot..

“Ahhh…..oooh…..”

Mani hangat berserak di pipi dan mulutku. Aku merasakan bau mani itu dengan nafsu. Kontolkupun terus saja dihisap papa hingga aku nembak di mulut papa.

Crooot…crooot......crooocoot….

Ahhhhhh………….emmmm………. papa menelan maniku. Teman papa mencabut kontolnya dan mengocoknya beberapa kali.


Croooottt…croooot………….

Permainan selesai. Aku beranjak dari kamar papa dan membersihkan sebagian mani papa yang menempel di pipiku. Oh….aku benar-benar puas. Puas sekali. Oh papaku. Andai saja kamu sadar kalau aku telah menghisap kontolmu dan menelan sebagian manimu.

@###@

Pagi hari papa bangun. Dia membangunkanku dari kamar tidur. Aku pura-pura tidak tahu dengan kejadian tadi malam. Papa memakai handuk. Aku masih melihat kontol papa yang menggantung di balik handuknya.

“Bangun, Hans. Sudah siang, kamu tidak ke kampus.” “Bentar lagi deh, pa. Masih ngantuk.” Jawabku sekenahnya. Papa keluar dari kamarku. Dan kini teman papa yang masuk. Dia menyapaku.

“Permainanmu luar biasa, Hans. Papamu merasa puas.” Katanya. Aku terkejut. Apakah papa benar-benar sadar dan merasakan itu?

“Tenang saja, papamu tidak tahu. Dia hanya merasakan kenikmatan air manimu yang masih perjaka. Aku Jack.”

“Tapi, om.” “Saya juga ingin merasakan manimu, Hans.” Jack mendekatiku. Dia duduk di samping ranjangku. Tangannya meraba selangkanganku. Dengan cepat kontolku menegang. Dia membuka celanaku dan menghisap kontolku. Tapi tiba-tiba saja papa masuk

“Hans…” sapa papa agak terkejut. “Jack, kamu apa-apaan?”

Jack menghentikan hisapannya.

“Ayolah bro..kamu juga maukan mani anakmu.” Kata Jack ke papa. Aku sedikit menutupi kontolku. Papa menutup pintu dan menghampiriku di ranjang. Tangannya membuka selimutku. Lalu mulutnya menghisap kontolku dengan sigap.


OOOOO….iiihh….aahaha…..hhhhkkkk……. nikmat sekali. Berbeda dengan yang tadi malam., Papa antusia sekali menghisap kontolku. Kontol papa menengang. Dia membuka handuknya dan mengocoknya.

Tak berapa lama mani kentalpun muncrat di mulut papa. Papa menghisapnya sampai habis. Dan aku menghisap kontol papa dengan kuat. Kurasakan air maninya muncrat di tenggorokanku. Aku menelannya tanpa rasa jijik. Papa puas dan tergolek di sampingku. Teman papa juga merasa puas.

AHHHH……

1 komentar: